1. Polemik Jabatan: Ketika Meja Rapat Hanya Menyambut Kopi dan Kue
Sabang Polemik Jabatan Polemik seputar jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Singkil kembali mencuat, kali ini disertai drama rapat yang batal total. Komisi I DPRK Aceh Singkil yang sudah siap menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (11/6/2025), harus menelan kekecewaan setelah pihak eksekutif mangkir tanpa peringatan.
Tapi yang datang hanya kekecewaan,” keluh Ramli Boga, Ketua Komisi I.
Alasan ketidakhadiran? Ternyata, Asisten III Setdakab mengabari secara mendadak bahwa ada kegiatan lain di kantor bupati. Rapat pun batal.
2. Transparansi Dipertanyakan, Eksekutif Mangkir dari RDP Sekda Aceh Singkil
Aceh Singkil – Komisi I DPRK Aceh Singkil mempertanyakan komitmen transparansi pemerintah daerah setelah mangkirnya pejabat eksekutif dalam agenda penting membahas polemik jabatan Sekda.
Ketidakhadiran Kepala BKPSDM, Asisten III, dan Kabag Hukum memicu kecurigaan bahwa ada tarik ulur politik dalam proses pengisian jabatan strategis tersebut.
“Ini bukan sekadar soal hadir atau tidak hadir. Ini soal menghargai proses demokrasi,” ujar Mairaya, Sekretaris Komisi I.
Apakah ini bentuk ketertutupan dalam pengambilan keputusan penting? Publik berhak tahu.
Baca Juga: Truk Angkutan Barang ODOL Bakal Dilarang Menyeberang ke Sabang melalui Pelabuhan Ulee Lheue
3. Rapat yang Gagal dan Hidangan yang Terbuang: Potret Kecil Krisis Tata Kelola
Apa jadinya jika sebuah rapat penting gagal total, dan yang tersisa hanya kue-kue di meja rapat? Inilah yang terjadi di DPRK Aceh Singkil.
RDP yang sedianya membahas kisruh jabatan Sekda berubah jadi rapat kosong tanpa arah. Tak satu pun perwakilan eksekutif muncul. Bagi Komisi I, ini bukan sekadar ketiadaan fisik, tapi sinyal serius lemahnya koordinasi lintas lembaga.
4.Polemik Jabatan Sekda Aceh Singkil Masih Misterius, Publik Menunggu Kejelasan
Kursi Sekda Aceh Singkil tampaknya belum benar-benar tenang. Di tengah kabut ketidakjelasan, Komisi I DPRK Aceh Singkil mencoba menyingkap tirai misteri lewat RDP.
Batalnya RDP menambah spekulasi publik soal siapa sebenarnya yang ‘bermain’ di balik polemik jabatan ini. Banyak yang bertanya, apakah ada intervensi? Apakah ada tarik-menarik kepentingan?
5. Polemik Jabatan Komunikasi yang Mandek, Pemerintahan yang Terkendala
Komunikasi adalah tulang punggung demokrasi.
Ketidakhadiran pejabat eksekutif dalam RDP DPRK Aceh Singkil bukan sekadar ketidakhadiran fisik—ini simbol lemahnya kemitraan eksekutif-legislatif di daerah.
Kami bukan lawan, tapi mitra,” ujar Ramli Boga.
Jika komunikasi saja gagal, bagaimana mungkin membahas jabatan strategis seperti Sekda dengan serius?
