1 Viral Fenomena Neraka, Buya Yahya & MUI: Bisa Picu Kekufuran
Sabang Viral Fenomena Belakangan viral video animasi AI menampilkan “hari pertama di neraka” dan “hari kedua di neraka”, lengkap dengan komentar bercanda seperti “Seru juga ya, panasnya mantul”. Video ini menuai kritik tajam dari tokoh agama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ketua Bidang Pengkajian Utang Ranuwijaya mengutuk konten tersebut sebagai pendangkalan akidah dan penodaan agama Utang meminta agar pembuat video menarik konten itu dan diproses hukum sesuai UU ITE dan pasal penistaan agama
Buya Yahya, dalam ceramahnya di kanal Al Bahjah TV, memperingatkan bahwa meremehkan jinayah akhirat bisa mengeluarkan seseorang dari iman. Ia menegaskan bahwa neraka bukan bahan guyonan dan ilusi AI tak bisa menggambarkan azab Allah yang sesungguhnya
2.Viral Fenomena: Antara Kreativitas dan Risiko Kekufuran
Di era digital, teknologi AI memungkinan kreasi visual yang menakjubkan. Sayangnya, kreativitas tersebut bisa berpotensi merusak nilai luhur, seperti ‘video neraka’ viral yang menunjukkan orang mandi di sungai lava sambil bercanda.
Fenomena ini bukan hanya aksi seni bebas—ini menyentuh sentiment sensitif umat beragama. MUI menyebutnya keliru dan jangan dibiarkan, bahkan PBNU menggebrak dengan menyebutnya sebagai dosa besar atau potensi kekufuran
Buya Yahya menegaskan kembali: menganggap neraka sebagai hiburan adalah langkah keliru. “Kalau iman ada, tidak akan bisa guyon soal neraka. Neraka adalah tempat murkanya Allah,” ujarnya dalam ceramahnya
Kisah viral ini mengajarkan bahwa di zaman AI kreatif sekalipun, butuh sensitivitas agama dan etika—yang tak boleh dikorbankan demi konten viral.
Baca Juga: Gubernur Aceh Muzakir Manaf Resmikan Bandara Khusus Point A di Nibong Aceh Utara
3. Video AI “Hari Pertama di Neraka”: Alarm Etika Digital dan Akidah
Tayangan teknologi AI kerap dinilai revolusioner. Namun konten neraka AI ini seakan melampaui batas—membuat narasi serius jadi komedi yang membahayakan keimanan.
MUI dan PBNU bereaksi keras. Menurut MUI, “terlalu menyederhanakan gambaran api neraka” bisa menyesatkan umat PBNU lebih tegas, menyebutnya sebagai dosa besar hingga potensi kekufuran
Buya Yahya mengajak kita merenungkan, bahwa neraka bukan cuma simbol ajaran, tapi ancaman abadi dari Allah—bukan bahan ejekan viral
Ringkasan singkat:
-
MUI dan PBNU mengutuk keras sebagai perbuatan yang menyesatkan hingga potensi murtad.
-
Buya Yahya menegaskan bahwa neraka bukan bahan lelucon, ini bisa merusak iman.
Jika Anda ingin saya buat versi lain seperti:
-
naskah video dakwah
-
materi edukasi konten sehat
-
infografis peringatan terhadap konten sensitif
Tinggal sebut, saya siap bantu!